Text
Simbolisasi Dunia Maritim dalam Naskah-Naskah Sunda
Naskah adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau (Baried, 1985: 54). Naskah sebagai tinggalan budaya tidaklah sekedar catatan tanpa makna. Tulisan dalam bentuk aksara-aksara tertentu di dalamnya memiliki arti dan makna penting bagi sosial kebudayaan sebuah masyarakat pada masanya. Sebuah alat perekam masa sekarang dengan kecanggihan teknologinya mampu selengkap mungkin memutar ulang apa yang direkamnya itu. Rekaman dalam hal ini berfungsi sebagai alat atau media penyimpan data yang berguna untuk sebuah eksplorasi informasi (Heryana, 2016: 10). Fungsi yang sama sebagai alat perekam dapat ditemukan pula pada sebuah naskah. Maksud naskah maritim pada naskah Sunda adalah teks-teks yang berkaitan dengan laut. Artinya tidak membahas sebuah naskah berisi kelautan. Jadi mengacu pada pengertian kemaritiman, maka yang dimaksud naskah maritim adalah segala sesuatu teks naskah yang berhubungan dengan laut atau maritim. Ada tiga naskah yang menjadi objek penelitian naskah maritim, yaitu (1). Naskah Bujanggamanik, refresentatif masa pra Islam, (2). Panjiwulung sebuah naskah peralihan orientasi pemikiran, (3). Ajaran Timbangan Sebuah Naskah Tasawuf. Naskah Kuno sebagai rekaman masa lalu memberi informasi penting dalam upaya mengetahui dan memahami sebuah budaya, dalam hal ini adalah budaya kemaritiman. Kemaritiman dalam teks naskah diartikan dan dimaknai dalam konteks sosial tertentu. Kontek yang dimaksud erat kaitannya dengan kelompok naskah dan latar belakang teks dalam sebuah wacana. Kemaritiman dalam konteks teks bujangga manik merupakan informasi mengenai berlayar beserta tradisi yang melingkupinya. Naskah Panji Wulung, keberlangsungan tradisi terus belanjut hingga bertransformasi pada zaman modern. Dalam pada itu simbolisasi mulai terbentuk dengan adanya bahasan bersifat analogi, perumpamaan. Pengurusan sebuah kerajaan atau kerumahtanggaan dianalogikan dengan pengendalian kapal perahu oleh nakhoda beserta pekerjanya. Simbol kemaritiman memperoleh lahan subur ketika dihadapkan pada naskah kuno kelompok agama, khususnya kelompok tasawuf.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain