Text
Pendayagunaan Potensi Budaya Kasepuhan Citorek Untuk Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Kasepuhan Citorek merupakan salah satu Kesatuan Masyarakat Hukum Adat di wilayah Kabupaten Lebak. Kasepuhan di dalam Perda Kabupaten Lebak No. 8 Tahun 2015 diartikan sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat yang terdapat di Kabupaten Lebak yang oleh Pemerintah Kabupaten Lebak kemudian diakui, diliondungi, dan diberdayakan. Kasepuhan Citorek merupakan salah satu Pupuhu Kasepuhan yang memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi adat dan membawahi sesepuh kampung dan sesepuh rendangan/gurumulan. Dilihat dari sudut pandang geografis dan kultural, Kasepuhan Citorek memang memiliki modal untuk dapat mengembangkan ekowisata. Wilayah Kasepuhan Citotrek berada di wilayah lembah dataran tinggi Halimun-Salak. Letak geografis wilayah Kasepuhan Citorek yang sangat enarik ini kemudian menjadikan wilayah Citorek dianugrahi oleh kekayaan sumber daya alam, kesuburan lahan pertanian, dan panorama alam pegunungan yang indah. Sebagian besar masyarakat di Kasepuhan Citorek bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian bagi masyarakat Kasepuhan Citorek tidak saja sekedar sumber pendapatan ekonomi, namun klebih jauh dari itu pertanian merupakan esensi utama dalam tradisi kultural yangmelekat pasda masyarakat di Kasupuhan ini. Dalam konteks itu, kajian ini dibatasi pada masalah “Bagaimana Upaya Peningkatan Potensi Ekowisata Dalam Pengembangan Pariwisata berbasis Budaya Kasepuhan Citorek”. Tujuan kajian ini adalah untuk menjelaskan kebijakan seperti apa yang telah ada untuk meningkatkan potensi budaya dan alam yang berbasis budaya dalam pengembangan pariwisata di Kasepuhan Citorek (baik dari tingkat Provinsi maupun Kabupaten), bahkan Kecamatan dan Desa. Kajian ini akan melakukan pengumpulan data kulitatif melalui metode etnografi untuk mengungkapkan potensi ekowisata di Kasepuhan Citorek. Keunikan tampak pada setiap pelaksanaan tahapan aktivitas pertanian di Kasepuhan Citorek, yakni menggelar satu jenis kesenian khas setempat. Goong, itulah nama kesenian khas di Kasepuhan Citorek, yang lebih berfungsi sebagai penolak bala. Kesenian tersebut digelar untuk mengusir berbagai kekuatan gaib yang akan mengganggu kelancaran suatu kegiatan, khususnya kegiatan bertani. Hampir setiap tahapan kegiatan bertani senantiasa diawali dengan upacara, yang dilakukan oyok secara sederhana, kemudian diikuti warga masyarakat secara pribadi. Branding Desa Wisata yang diusung oleh masyarakat Desa Citorek Timur yang mengedepankan potensi ekowisata dan agromina berbasis kearifan lokal, berimbas pada konsekuensi adanya pemanfaatan bahkan ekploitasi potensi budaya tradisional yang saat ini masih menjadi ciri khas masyarakat dan masih dipertahankan dengan kukuh oleh mereka.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain